Breaking News. Tak ada yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada diri kita. Bila Allah mengatakan terjadi maka terjadilah.
Seperti cerita duka beruntun yang terjadi dari Tanah Suci. Saat jutaan umat muslim tengah menunaikan rukun Islam yakni berhaji ke Makkah, sejumlah peristiwa mengagetkan terjadi. Tambah menyedihkan, dua peristiwa besar yang terjadi hanya selang beberapa pekan dan menimbulkan korban jiwa dari jemaah haji itu sendiri.
Insiden pertama terjadi pada 11 September lalu. Sebuah crane proyek perluasan Masjidil Haram tiba-tiba patah dan terjatuh ke pelataran masjid. Padahal, saat itu banyak jemaah sedang melakukan tawaf.
Crane itu jatuh setelah cuaca di sekitar dilanda angin kencang dan petir. Beberapa hari sebelum insiden itu, cuaca di Makkah sedang ekstrem bahkan sempat dilanda hujan pasir.
Korban pun tak terhindarkan. Puluhan tewas termasuk jemaah haji asal Indonesia yang berjumlah sepuluh orang.
"Saya sudah meminta Amirul Haj (menteri agama RI-red) dan KJRI di Jeddah untuk beri bantuan seoptimal mungkin (bagi para korban-red)," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Raja Faisal, Jeddah, saat itu.
"Pada saat itu saya memperoleh informasi adanya musibah badai angin kencang dan hujan di Makkah, termasuk di Masjidil Haram dan pemondokan haji pada pukul 17.30 WIB," kata Presiden.
Ditambahkan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, yang mendampingi kunjungan Presiden di Arab Saudi, mengatakan sebetulnya Jokowi ingin menjenguk korban asal Indonesia yang dirawat di Makkah. Namun hal tersebut sulit dilakukan terkait masalah pengamanan tamu negara.
"Ketika mendapat kabar itu, Presiden sebenarnya ingin langsung menengok korban di An-nur atas berbagai pertimbangan masalah sekuriti dari pemerintah Saudi Arabia, tidak bisa menjenguk dan perlu koordinasi yang panjang, jalan menuju Masjidil Haram macet, Presiden minta Amirul Haj dan Ibu Menlu memantau korban dan negara akan memberikan santunan pada korban," kata Pramono.
Beberapa hari setelah insiden itu, kembali ada kabar membuat kaget dari Tanah Suci. Hotel di pinggiran kota yang dipadati jemaah mayoritas berasal dari Asia terbakar. Api dilaporkan muncul di lantai delapan penginapan itu.
Kantor berita AFP melaporkan, Kamis (17/9), pemadam kebakaran kini telah memadamkan api. "Dua jemaah terluka akibat insiden itu," kata pejabat Bidang Pertahanan Sipil Saudi.
Lebih dari 1.000 jemaah yang menginap di hotel itu, serta penginapan sekitarnya, diungsikan sementara. Api yang membakar hotel itu ternyata dipicu oleh kelalaian seorang jemaah haji asal Solo, Jawa Tengah.
"Peristiwa kebakaran terjadi jam 23.30 (waktu Makkah) di kamar nomor 810, penyebabnya adalah seorang Jemaah masak nasi dengan alat rice cooker lalu kelupaan dan ditinggal pergi ke masjidil haram dan kemudian terjadilah kebakaran," tutur Kepala daerah kerja Makkah Arsyad Hidayat, lewat pesan singkatnya yang diterima merdeka.com, Kamis (17/9).
Diketahui para Jemaah langsung dievakuasi ke Hotel Holiday inn, namun siang tadi sudah dapat kembali ke hotel asalnya.
Sepekan setelah insiden itu, Kamis pagi waktu Saudi, ratusan jemaah haji tewas setelah berdesak-desakan di Mina saat akan melempar jumrah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan untuk sementara tiga orang WNI meninggal dalam musibah saling injak di Jalan Arab 204, Mina, saat menuju Jamarat.
Dia memastikan tiga korban meninggal tersebut setelah dibawa Rumah Sakit Al Jisr, Mina.
"Benar. Ada tiga jemaah yang meninggal, dua sudah dikenali, satu masih proses identifikasi," katanya.
Korban meninggal yang sudah bisa dikenali adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun) asal Kloter Surabaya (SUB) 48, laki-laki, Probolinggo 3 Mei 1964, maktab 2, nomor paspor B1467965.
Kemudian, Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50 tahun) asal Kloter Batam (BTH) 14, maktab 1, nomor paspor A2708446.
Diakuinya peristiwa tersebut telah menyebabkan korban jiwa yang cukup besar, mencapai ratusan orang. Namun sebagian besar adalah jemaah dari wilayah Arab dan Afrika.
Berdasarkan informasi Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat, Jalan Arab 204, bukan jalan jemaah Indonesia menuju Jamarat, karena sebagian jemaah Indonesia diarahkan ke jalan King Fahd dan Moasim.
"Mungkin yang bersangkutan kesasar atau tidak tahu jalan. Jalan itu diperuntukkan bagi jemaah haji dari Mesir, Afrika, dan Asia Selatan," katanya.
Dengan berbagai insiden ini, semoga jemaah tetap diberi kesabaran menjalankan ibadah haji dengan khusuk hingga kembali ke Tanah Air.
Seperti cerita duka beruntun yang terjadi dari Tanah Suci. Saat jutaan umat muslim tengah menunaikan rukun Islam yakni berhaji ke Makkah, sejumlah peristiwa mengagetkan terjadi. Tambah menyedihkan, dua peristiwa besar yang terjadi hanya selang beberapa pekan dan menimbulkan korban jiwa dari jemaah haji itu sendiri.
Insiden pertama terjadi pada 11 September lalu. Sebuah crane proyek perluasan Masjidil Haram tiba-tiba patah dan terjatuh ke pelataran masjid. Padahal, saat itu banyak jemaah sedang melakukan tawaf.
Crane itu jatuh setelah cuaca di sekitar dilanda angin kencang dan petir. Beberapa hari sebelum insiden itu, cuaca di Makkah sedang ekstrem bahkan sempat dilanda hujan pasir.
Korban pun tak terhindarkan. Puluhan tewas termasuk jemaah haji asal Indonesia yang berjumlah sepuluh orang.
"Saya sudah meminta Amirul Haj (menteri agama RI-red) dan KJRI di Jeddah untuk beri bantuan seoptimal mungkin (bagi para korban-red)," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Raja Faisal, Jeddah, saat itu.
"Pada saat itu saya memperoleh informasi adanya musibah badai angin kencang dan hujan di Makkah, termasuk di Masjidil Haram dan pemondokan haji pada pukul 17.30 WIB," kata Presiden.
Ditambahkan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, yang mendampingi kunjungan Presiden di Arab Saudi, mengatakan sebetulnya Jokowi ingin menjenguk korban asal Indonesia yang dirawat di Makkah. Namun hal tersebut sulit dilakukan terkait masalah pengamanan tamu negara.
"Ketika mendapat kabar itu, Presiden sebenarnya ingin langsung menengok korban di An-nur atas berbagai pertimbangan masalah sekuriti dari pemerintah Saudi Arabia, tidak bisa menjenguk dan perlu koordinasi yang panjang, jalan menuju Masjidil Haram macet, Presiden minta Amirul Haj dan Ibu Menlu memantau korban dan negara akan memberikan santunan pada korban," kata Pramono.
Beberapa hari setelah insiden itu, kembali ada kabar membuat kaget dari Tanah Suci. Hotel di pinggiran kota yang dipadati jemaah mayoritas berasal dari Asia terbakar. Api dilaporkan muncul di lantai delapan penginapan itu.
Kantor berita AFP melaporkan, Kamis (17/9), pemadam kebakaran kini telah memadamkan api. "Dua jemaah terluka akibat insiden itu," kata pejabat Bidang Pertahanan Sipil Saudi.
Lebih dari 1.000 jemaah yang menginap di hotel itu, serta penginapan sekitarnya, diungsikan sementara. Api yang membakar hotel itu ternyata dipicu oleh kelalaian seorang jemaah haji asal Solo, Jawa Tengah.
"Peristiwa kebakaran terjadi jam 23.30 (waktu Makkah) di kamar nomor 810, penyebabnya adalah seorang Jemaah masak nasi dengan alat rice cooker lalu kelupaan dan ditinggal pergi ke masjidil haram dan kemudian terjadilah kebakaran," tutur Kepala daerah kerja Makkah Arsyad Hidayat, lewat pesan singkatnya yang diterima merdeka.com, Kamis (17/9).
Diketahui para Jemaah langsung dievakuasi ke Hotel Holiday inn, namun siang tadi sudah dapat kembali ke hotel asalnya.
Sepekan setelah insiden itu, Kamis pagi waktu Saudi, ratusan jemaah haji tewas setelah berdesak-desakan di Mina saat akan melempar jumrah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan untuk sementara tiga orang WNI meninggal dalam musibah saling injak di Jalan Arab 204, Mina, saat menuju Jamarat.
Dia memastikan tiga korban meninggal tersebut setelah dibawa Rumah Sakit Al Jisr, Mina.
"Benar. Ada tiga jemaah yang meninggal, dua sudah dikenali, satu masih proses identifikasi," katanya.
Korban meninggal yang sudah bisa dikenali adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun) asal Kloter Surabaya (SUB) 48, laki-laki, Probolinggo 3 Mei 1964, maktab 2, nomor paspor B1467965.
Kemudian, Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50 tahun) asal Kloter Batam (BTH) 14, maktab 1, nomor paspor A2708446.
Diakuinya peristiwa tersebut telah menyebabkan korban jiwa yang cukup besar, mencapai ratusan orang. Namun sebagian besar adalah jemaah dari wilayah Arab dan Afrika.
Berdasarkan informasi Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat, Jalan Arab 204, bukan jalan jemaah Indonesia menuju Jamarat, karena sebagian jemaah Indonesia diarahkan ke jalan King Fahd dan Moasim.
"Mungkin yang bersangkutan kesasar atau tidak tahu jalan. Jalan itu diperuntukkan bagi jemaah haji dari Mesir, Afrika, dan Asia Selatan," katanya.
Dengan berbagai insiden ini, semoga jemaah tetap diberi kesabaran menjalankan ibadah haji dengan khusuk hingga kembali ke Tanah Air.
Related Cars
Nicestcar offers the latest car news as well as a look at the automotive past.
Classic cars, muscle cars, exotic cars, supercars, everyday cars - All makes. All models.