Kebijakan China memberikan dampak pada penurunan harga emas

Aneka Bisnis. Emas merupakan salah satu investasi yag digemari banyak kalangan tapi sayang saaat ini kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan menguatnya mata uang negara itu telah menjadikan emas tidak menarik lagi bagi kalangan investor. Namun penurunan lebih jauh kemungkinan akan terjadi yang menyebabkan emas semakin tidak menarik untuk dijadikan investasi oleh investor.

Seperti diketahui, harga spot emas internasional terus mengalami penurunan. Pada pekan lalu, penurunan harga emas terus berlanjut yang merupakan terbesar sejak 1996. Emas diperdagangkan di level US$ 1.100 per ounce, turun US$ 300 sejak tahun 2013.


Namun, penurunan saat ini juga dipicu oleh Tiongkok yang pada 17 Juli lalu telah mengumumkan akan meningkatkan cadangan emas mereka hingga 60 persen atau 1,658 metrik ton per akhir Juni, jauh lebih rendah dari ekspektasi analis.

"Berita dari Tiongkok telah mengecewakan pasar karena investor berharap bahwa negara tersebut akan meningkatkan persediaan emasnya agar mata uang yuan memiliki kredibilitas di mata internasional. Namun hal itu ternyata tidak terjadi," kata Carsten Menke, analis komoditas pada Bank Julius Baer & Co kepada Gulf News dari Zurich.

"Pada Senin pagi, setelah perdagangan Asia mulai dibuka, harga emas mulai berjatuhan kami memiliki jatuh besar dalam harga emas," kata Menke, seperti dikutip dari Gulf News, Jumat, 31 Juli.

Naiknya tingkat suku bunga AS juga semakin menurunkan nila masa depan emas. Dengan suku bunga yang semakin naik, membuat investor lebih tertarik pada saham daripada emas.

Tingkat suku bunga yang lebih tinggi juga menguatkan dolar AS sehingga sehingga inflasi tetap terjaga. Menguatnya dolar juga mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga.

"Kami melihat perbaikan dalam ekonomi global, dan suku bunga sedang menuju ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga bukan lingkungan yang baik bagi investor yang tertarik membeli emas atau memegang emas," kata Menke.

Para analis di JP Morgan pun setuju dengan pandangan Menke ini.

"Kami percaya akan ada tekanan pada harga emas dalam waktu dekat. Dalam lingkungan di mana dolar menguat dan tingkat suku bunga naik, investor akan cenderung menjaga sikap bearish terhadap emas," kata Cesar Perez, Global Head of Investment Strategy, J.P. Morgan Private Bank.

Bahkan Morgan Stanley mengatakan bahwa dalam skenario terburuknya emas mungkin akan anjlok ke level US$ 800 per ounce.

Related Cars


Nicestcar offers the latest car news as well as a look at the automotive past. Classic cars, muscle cars, exotic cars, supercars, everyday cars - All makes. All models.
Previous
Next Post »

About | Privacy Policy | Sitemap | Contact

© 2017 Hobi Aneka Usaha