Duh Murai lagi.... Burung yang rada spesial untuk memanjakannya!!
WASAPADA aja ni buat om..om... yang dirumah penya murai kenali sejak dini tingkah laku yang bebrbeda dari biasanya akan berakibat fatal.
Ternyata tak hanya manusia lho yang mengalami muntah darah burung juga bisa om...
Nahh... khan kalau udah gini bingung khan makanya sering-sering dipantau om ni burung rada istimewa soalnya. Banyak faktor yang bisa membuat burung bisa seperti ni terutama tanpa kita sadari jika sang burung keracunan, memang biasanya muntah-muntah namun muntahan pertama biasanya bukan langsung berupa darah merah/darah segar, tetapi darah yang tercampur makanan karena lokasi keracunan awal ada di dalam pencernaan.
Sementara itu kalau penyebabnya adalah serangan jantung, biasanya burung tidak sampai muntah darah karena kematiannya disebabkan penyumbatan koroner. Kematian yang diawali dengan muntah darah segar pada awalnya biasanya adalah adanya luka dalam, bisa di pencernaan bisa pula di tenggorokan. Namun menilik darah yang terlihat adalah darah merah segar, saya menduga terjadi luka hebat di tenggorokan.
Saya pernah melihat burung yang mati akibat keracunan sabu-sabu karena pemiliknya nekat memberi sabu ke burungnya dengan dosis yang ngawur (seberapapun dosisnya, pemberian sabu adalah tindakan tidak bertanggung jawab). Burung tersebut, kebetulan anis kembang, mati dengan muntah darah juga, tetapi darah terlihat kecoklatan tercampur makanan karena lokasi keracunan, selain karena pecah/robeknya pembuluh darah di kepala di sekitar mata juga terjadi di organ pencernaan.
Karena darah terlihat segar, saya menduga murai batu itu tewas karena mengonsumsi makanan yang tajam dan menyangkut atau merobek dinding tenggorokan. Hal ini pernah terjadi juga pada burung anis kembang (atau murai batu ya saya agak lupa) milik Om Gombest Surabaya.
Saat itu, burung Om Gombest makan jangkrik yang masih ada kakinya. Kaki melintang di tenggorokan burung, merobek dinding tenggorokan, bahkan sampai tembus keluar. Burung mun muntah darah dan tewas.
Jangkrik, pakai kaki atau tanpa kaki? Tergantung…
Berkaitan dengan kematian burung akibat makan jangkrik dengan kaki utuh, hal itu tentu menimbulkan pertanyaan, apakah pemberian jangkrik kepada burung harus selalu dibersihkan kakinya terlebih dahulu? Jawabnya singkat: tergantung.
Ya tergantung. Kalau burung sobat terbiasa diberi pakan jangkrik yang sudah mulus tanpa ada kaki dan bulu-bulunya (bahkan kadang sampai bersih tanpa kepala), maka begitu ketemu jangkrik dia bisa jadi akan langsung menelannya dengan risiko tenggrokan rusak. Namun kalau burung terbiasa diberi jangkrik utuh dengan masih ada kakinya, maka burung akan terbiasa untuk bersabar makan jangkrik dengan membunuhnya terlebih dahulu dan memotong-motong (melepas) kaki jangkrik sebelum melunakkan badan jangkrik dengan cara membentur-benturkan ke tangkringan atau jeruji sangkar, baru kemudian ditelan.
Jadi, kalau sobat terbiasa memberi jangkrik mulus kepada burung, maka selalulah memberikan jangkrik yang mulus, terutama ketika burung dalam kondisi lapar. Dalam kondisi lapar, burung cenderung langsung menelan apa yang dia dapat di paruhnya.
Pemberian jangkrik yang mulus tanpa kaki memang bisa mengurangi risiko jangkrik lari-lari dari wadah pakan burung. Namun kebiasaan ini menyebabkan burung tidak lagi punya kehati-hatian dalam menyantap pakan, khususnya serangga. Akibatnya, apalagi kalau burung lapar, dia akan menyantap serangga apapun yang ada di depannya secara bulat-bulat. Celakanya, kalau yang dia santap adalah jangkrik utuh yang tanpa sengaja masuk sangkar atau lebah dengan sengat racunnya yang beterbangan di dekat dia digantang, maka bisa berakibat fatal.
WASAPADA aja ni buat om..om... yang dirumah penya murai kenali sejak dini tingkah laku yang bebrbeda dari biasanya akan berakibat fatal.
Ternyata tak hanya manusia lho yang mengalami muntah darah burung juga bisa om...
Nahh... khan kalau udah gini bingung khan makanya sering-sering dipantau om ni burung rada istimewa soalnya. Banyak faktor yang bisa membuat burung bisa seperti ni terutama tanpa kita sadari jika sang burung keracunan, memang biasanya muntah-muntah namun muntahan pertama biasanya bukan langsung berupa darah merah/darah segar, tetapi darah yang tercampur makanan karena lokasi keracunan awal ada di dalam pencernaan.
Sementara itu kalau penyebabnya adalah serangan jantung, biasanya burung tidak sampai muntah darah karena kematiannya disebabkan penyumbatan koroner. Kematian yang diawali dengan muntah darah segar pada awalnya biasanya adalah adanya luka dalam, bisa di pencernaan bisa pula di tenggorokan. Namun menilik darah yang terlihat adalah darah merah segar, saya menduga terjadi luka hebat di tenggorokan.
Saya pernah melihat burung yang mati akibat keracunan sabu-sabu karena pemiliknya nekat memberi sabu ke burungnya dengan dosis yang ngawur (seberapapun dosisnya, pemberian sabu adalah tindakan tidak bertanggung jawab). Burung tersebut, kebetulan anis kembang, mati dengan muntah darah juga, tetapi darah terlihat kecoklatan tercampur makanan karena lokasi keracunan, selain karena pecah/robeknya pembuluh darah di kepala di sekitar mata juga terjadi di organ pencernaan.
Karena darah terlihat segar, saya menduga murai batu itu tewas karena mengonsumsi makanan yang tajam dan menyangkut atau merobek dinding tenggorokan. Hal ini pernah terjadi juga pada burung anis kembang (atau murai batu ya saya agak lupa) milik Om Gombest Surabaya.
Saat itu, burung Om Gombest makan jangkrik yang masih ada kakinya. Kaki melintang di tenggorokan burung, merobek dinding tenggorokan, bahkan sampai tembus keluar. Burung mun muntah darah dan tewas.
Jangkrik, pakai kaki atau tanpa kaki? Tergantung…
Berkaitan dengan kematian burung akibat makan jangkrik dengan kaki utuh, hal itu tentu menimbulkan pertanyaan, apakah pemberian jangkrik kepada burung harus selalu dibersihkan kakinya terlebih dahulu? Jawabnya singkat: tergantung.
Ya tergantung. Kalau burung sobat terbiasa diberi pakan jangkrik yang sudah mulus tanpa ada kaki dan bulu-bulunya (bahkan kadang sampai bersih tanpa kepala), maka begitu ketemu jangkrik dia bisa jadi akan langsung menelannya dengan risiko tenggrokan rusak. Namun kalau burung terbiasa diberi jangkrik utuh dengan masih ada kakinya, maka burung akan terbiasa untuk bersabar makan jangkrik dengan membunuhnya terlebih dahulu dan memotong-motong (melepas) kaki jangkrik sebelum melunakkan badan jangkrik dengan cara membentur-benturkan ke tangkringan atau jeruji sangkar, baru kemudian ditelan.
Jadi, kalau sobat terbiasa memberi jangkrik mulus kepada burung, maka selalulah memberikan jangkrik yang mulus, terutama ketika burung dalam kondisi lapar. Dalam kondisi lapar, burung cenderung langsung menelan apa yang dia dapat di paruhnya.
Pemberian jangkrik yang mulus tanpa kaki memang bisa mengurangi risiko jangkrik lari-lari dari wadah pakan burung. Namun kebiasaan ini menyebabkan burung tidak lagi punya kehati-hatian dalam menyantap pakan, khususnya serangga. Akibatnya, apalagi kalau burung lapar, dia akan menyantap serangga apapun yang ada di depannya secara bulat-bulat. Celakanya, kalau yang dia santap adalah jangkrik utuh yang tanpa sengaja masuk sangkar atau lebah dengan sengat racunnya yang beterbangan di dekat dia digantang, maka bisa berakibat fatal.
Related Cars
Nicestcar offers the latest car news as well as a look at the automotive past.
Classic cars, muscle cars, exotic cars, supercars, everyday cars - All makes. All models.